Friday, December 2, 2016

BUDIDAYA KENTANG - Hasil Lebih Optimal Dengan Pupuk Organik 081225244539...

Penggemukan Ternak Sapi 40 hari, PT Natural Nusantara 081225244539 PIN D...

Saturday, November 26, 2016

TEKNIS BUDIDAYA TEBU - PENGARUH PUPUK ORGANIK NASA TERHADAP RENDEMEN TEBU

Teknis Budidaya Kebun Kelapa Sawit PT Natural Nusantara ( NASA ) Yogyakarta

Monday, November 21, 2016

CARA MENGATASI PENYAKIT LAYU,BUSUK BUAH,BUSUK BATANG,JAMUR AKAR,GANODERM...

Teknis Pemupukan Budidaya Bawang Merah Umbi Besar Panen Cepat Melimpah 0...

Thursday, November 17, 2016

BUDIDAYA BAWANG DAUN 081225244539, PIN 5B5C36C1

Ikan Bandeng - Usaha Budidaya Tambak Ikan Bandeng Panen Cepat dan hasil ...

Tuesday, November 15, 2016

Budidaya Kopi Robusta - Mengurangi Kerontokan Buah Kopi Robusta 0812252...

CARA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG 081225244539, 085649855247 PIN D3136965

Monday, November 14, 2016

PENGAPURAN PADA TANAH

Dasar-Dasar Ilmu Tanah

PENGAPURAN
Kapur banyak mengandung unsure Ca maupun Mg tetapi pemberian kapur kedalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsure Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan. 
Pengapuran adalah pemberian pemberian kapur untuk meningkatkan pH tanah yang bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu sekitar ph 6,ph 5-7. Salah satu faktor penghambat meningkatnya produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Tanah asam memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di lakukan usaha pemberian kapur kedalam tanah.
Manfaat Pengapuran
1. Menaikkan pH tanah                                                                                                  
2. Menambah unsur – unsur Ca dan Mg                                                                    
3. Menambah ketersediaan unsur-unsur P dan Mo                                                           
4. Mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al.                                                                                 
5. Memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan memperbaiki pembentukan                                  bintil- bintil akar
Pangapuran pada tanah masam
Tanah masam adalah tanah dengan Ph rendah karena kandungan ion H+ yang tinggi.Dalam tanah masam (lahan kering) banyak ditemukan ion Alyang bersifat masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+.Pada umumnya, pH tanah yang di kehendaki untuk pertumbuhan tanaman agar optimal adalah pH tanah netral yaitu 6,5-7,0 karena pada kondisi pH netral unsur hara dapat tersedia secara optimal dan mikroorganisme dapat berkembang dengan maksimal.
Masalah Tanah Masam
Masalah tanah masam sangat kompleks. Mulai dari kandungan hara hingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Masalah yang umumnya terjadi pada tanah masam antara lain :
1. Terakumulasinya ion H+pada tanah sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.            
2. Tingginya kandungan Al3+ sehingga mearcun bagi tanaman.                                     
3. Kekurangan unsur hara Ca dan Mg
4. Kekurangan unsur hara P karena terikat oleh Al3+                                                                      
5. Berkurangnya unsur Mo sehingga proses fotosintesis terganggu, dan  
6.  Keracunan unsur mikro yang memiliki kelarutan yang tinggi pada ranah masam.
Untuk tanah-tanah yang bersifat masam agar pH-nya meningkat mendekati netral, maka di perlukan pengapuran. Besarnya pengapuran tergantung dari :
1. pH tanah yang diperlukan oleh tanaman. Setiap macam tanaman memerlukan pH yang relatif berbeda.
2. Bentuk kapur dan kehalusaannya. Sehingga dipertimbangkan beberapa hal yang sangat penting, yaitu:  
 (1) Jaminan kimia dari kapur yang bersangkutan. 
 (2) Harga tiap ton yang diberikan pada tanah.                                                                              
(3) Kecepatan bereaksi dengan tanah.                                                                                           
(4) Kehalusan batu kapur.                                                                                                      
 (5) Penyimpanan, pendistribusian, penggunaan karung atau curahan.
3. Jumlah kapur yang diberikan harus ditetapkan berdasarkan perkiraan yang tepat berapa kenaikan pH yang diinginkan, tekstur, struktur dan kandungan bahan organik tanah lapisan olah. Tekstur tanah yang semakin berat akan memerlukan jumlah kapur yang semakin banyak. Struktur tanah lapisan olah yang dibentuk dengan pengolahan tanah tidak selalu seragam bagi masing-masing jenis tanah, ha ini juga mempengaruhi jumlah kapur yang diberikan. Makin halus butiran agregat tanah, makin banyak kapur yang dibutuhkan. Demikian pula pH, tekstur dan struktur lapisan bawah tanah (subsoil), karena pH yang rendah atau lebih tinggi dari pH lapisan olah menjadi pertimbangan berapa jumlah kapur yang harus diberikan.
4. Cara pemberian kapur. Biasanya pemberian kapur dilakukan 1 – 2 minggu sebelum tanam bersamaan dengan pengolahan kedua (penghalusan agregat tanah) sehingga tercampur merata pada separuh permukaan tanah olah. Kecuali pada tanah padang rumput yang tidak dilakukan pengolahan tanah diberikan di permukaan tanah olah. Pemberian kapur dengan alat penebar mekanik bermotor atau traktor akan lebih efektif dan efisien pada lahan pertanian yang luas.
5. Pengapuran harus disertai pemberian bahan organik tanah atau pengembalian sisa panen ke dalam tanah. Hal ini sangat penting untuk menghindari pemadatan tanah dan pencucian, serta meningkatkan efek pemupukan. Selain itu efek bahan organik terhadap pH tanah menyebabkan reaksi pertukaran ligand antara asam-asam organik dengan gugus hidroksil dari besi dan aluminium hidroksida yang membebaskan ion OH. Di samping itu, elekrton yang berasal dari dekomposisi bahan organik dapat menetralkan sejumlah muatan positif yang ada dalam sistem kolid sehingga pH tanag meningkat (Hue, 1992; Yu, 1989).
Sedangkan cara mengapur tanah masam itu sendiri ada beberapa tahap yang harus di lalui dengan susah payah, yaitu :
  1. Persiapkan kapur sesuai dosis yang telah di tentukan.
  2. Bersihkan lahan yang akan di kapur dari rumput atau tanaman pengganggu lainnya.
  3. Cangkul / bajak tanah secara keseluruhan.
  4. Bagi lahan dalam beberapa petak. Misalnya lahannya adalah satu hektar, maka bagi menjadi 40 petakan, yang berarti tiap petak akan mendapat jatah 1/40 dosis kapur yang di berikan.
  5. Petakan-petakan tersebut dapat di tandai dengan tali atau lainnya, tanda apa sajalah pokoknya yang mau mengapur bisa tahu, terserahlah seperti apa aku nggak perduli.
  6. Tebarkan kapur ke seluruh lahan sesuai rencana.
Pengapuran yang berlebihan menyebabkan beberapa hal yang merugikan, antara lain :
1. Kekurangan besi, mangan, tembaga dan seng yang diperlukan dalam proses fisiologis             tanaman.
2. Tersedianya fosfat dapat menjadi berkurang kembali karena terbentuknya kompleks                kalsium fosfat tidak larut.
3. Absorpsi fosfor oleh tanaman dan metabolisme tanaman terganggu.
4. Pengambilan dan penggunaan boron dapat terhambat.
5. Perubahan pH yang melonjak dapat merugikan terhadap aktivitas mikroorganisme tanah,     dan ketersediaan unsur hara yang tidak seimbang.

Hal- hal yang perlu di perhatikan dalam pengapuran tanah masam
Pengapuran pada tanah asam harus memperhatikan beberapa hal yang penting, yaitu :
a). Waktu pengapuran
Waktu pengapuran yang paling baik adalah pada saat penghujung musim kemarau, apabila hujan sedang giat-giatnya turun, maka sebaiknya pengapuran janganlah di lakukan.
b). Dosis kapur
Sebaiknya dosis yang di berikan jangan sampai over, karna bisa menyebabkan tanah menjadi basa, jika tanah basa maka harus di beri belerang, dan hal ini sungguh sangat merepotkan. Untuk tanah yang terlalu asam, di anjurkan untuk melakukan pengapuran secara bertahap, misalnya setelah pengapuran pertama berjalan 2-3 minggu kemudian tanah di kapur lagi.
Cara untuk menghitung kebutuhan kapur biasanya dengan mengkalibrasikan dengan kandungan Al-dd. Yaitu dengan cara :
Jika diketahui kebutuhan kapur = 1 x Al-dd artinya 1 me Ca/100g tanah untuk menetralkan 1 me Al/100 g tanah.
1 me Ca/100 gr tanah = Berat Atom Ca/Valensi x me Ca/100 g tanah
1 me Ca/100 gr tanah = 40/2 x 1 me Ca/100 g tanah
= 20 mg Ca/100 g tanah
= 200 mg Ca/1 kg tanah x 2 x 106
(asumsi kedalaman tanah 20 cm, BV = 1 gr/cm3)
= 400 kg Ca/ha 
Bentuk-bentuk kapur
Bahan kapur untuk pertanian umumnya berupa kalsium karbonat,beberapa berupa kalsium magnesium karbonat,dan hanya sedikit yang berupa CaO.Dalam Ilmu kimia kapur adalah CaO,tetapi dalam bidang pertanian kapur umumnya berupa CaCO3.
Beberapa jenis bahan pengapur :
  1. Kapur Kalsit (CaCO3)
       Terdiri dari batu kapur kalsit yang ditumbuk (digiling) sampai kehalusan tertentu.
  1. Kapur Dolomit
        Terdiri dari batu kapur dolomit yang ditumbuk (digiling) sampai kehalusan tertentu.
  1. Kapu Bakar,quick lime (CaO)
       Merupakan batu kapur yang dibakar sehingga terbentuk CaO.
  1. Kapur Hidrat, slaked lime
Mutu Kapur
Kapur terdiri dari beberapa jenis,yang masing-masing mempunyai susunan kimia yang berbeda.Mutu kapur pada umumnya didasarkan atas garansi kimia dan garansi fisik.
Ada beberapa cara untuk menyatakan mutu kapur secara kimia (garansi kimia) antara lain 1. Kalsium karbonat ekivalen
    Kadang disebut daya menetralkan dari kapur.Kapur yang terdiri dari kalsium karbonat           murni mempunyai kalsium karbonat ekivalen 100 %.
  1. Kalsium oksida ekivalen
Pengertian didasarkan pada anggapan bahwa kalsium oksida (CaO) murni mempunyai  CaO ekivalen 100%.Dengan menggunakan perhitungan-perhitungan seperti tersebut terdahulu,maka mutu jenis-jenis kapur yang lain dapat pula dinyatakan dengan CaO Ekivalen.
  1. Kandungan oksida
Menunjukkan adanya banyak kandungan oksida (CaO, MgO)dalam kapur .Hal ini diperoleh dengan mengkonversikan kandungan Ca dan Mg.

  1. Persentase unsur
Yaitu persentase dari unsur Ca dan Mg.Jika CaCO3 murni akan dinyatakan dengan kandungan unsur Ca.
Garansi fisik dari kapur terutama dinyatakan dari kehalusan (ukuran) butir-butir kapur makin halus makin cepat bereaksi didalam tanah.
Faktor-faktor yang menentukan banyaknya kapur yang diperlukan :
1.Ph tanah
2.Tekstur tanah
3.Kdar bahan organik tanah
4.Mutu kapur
5.Jenis tanaman
Menentukan Kebutuhan Kapur
  1. Metode SMP (Schoemaker, McLean, Dan Pratt)
Cara ini dilakukan dengan mengukur jumlah H+ dan Al3+ yang dapat dipertukarkan dan yang larut dengan menggunakan larutan SMP buffer.
2.   Berdasar atas kadar-Al-dapat-ditukar tanah permukaan.

TEKNIS BUDIDAYA JERUK 081225244539 PIN: D3136965

Cara Budidaya Buah Durian Montong Agar Berbuah Lebat 081225244539 pin D3...

CARA APLIKASI PUPUK NASA GREENSTAR PADA PADI 081225244539 PIN: D3136965

PRODUK PETERNAKAN DAN PERIKANAN ORGANIK 091225344539 pin D3136965mp4

PRODUK PESTISIDA ORGANIK ( HPT ) 081225244539 PIN D3136965

Cara Aplikasi Pupuk Organik NASA pada Tanaman Bawang Merah 081225244539 ...

CARA BUDIDAYA KENTANG DALAM POLYBAG 081225244539 PIN: D3136965

BUDIDAYA KELAPA SAWIT DENGAN PUPUK ORGANIK NASA 081225244539, 0856498552...

Cara Budidaya Tanaman Tomat yang baik panen melimpah tanpa musim 0812252...

Cara Membuat Pakan Fermentasi dari Pohon Pisang Untuk Ternak Sapi dan ka...

Tuesday, July 26, 2016

BUDIDAYA TANAMAN KAKAO

BUDIDAYA TANAMAN KAKAO


PENDAHULUAN

Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.

PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao agar mampu meningkatkan produktivitasnya agar dapat bersaing di era globalisasi dengan program peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas, berdasarkan konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

A. PERSIAPAN LAHAN

Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya.
Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan.
Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3).

B. PEMBIBITAN
  • Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur.
  • Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok.
  • Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan.
  • Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari.
  • Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan.
  • Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag.
  • Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag.
  • Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%.
  • Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm.
  • Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak.
  • Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari.
  • Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan.
  • Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal.
  • Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 – 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali.
  • Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan.
  • Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon.
C. PENANAMAN
a. Pengajiran
  • Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 – 100 cm
  • Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
  • Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama
b. Lubang Tanam
  • Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan
  • Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang
c. Tanam Bibit
  • Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
  • Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
  • Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
  • Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)
D. PEMELIHARAAN TANAMAN
  1. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
  2. Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di samping ini :
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat
UMUR
(bulan)
Dosis pupuk Makro (per ha)
Urea
(kg)
TSP
(kg)
MOP/ KCl (kg)
Kieserite (MgSO4)
(kg)
2151588
6151588
1025251212
1430301515
1830304515
2230304515
2816025025060
3216020025060
3614025025080
4214020025080
DstDilakukan analisa tanah
 Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0 – 242-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 4 – 5 bulan sekali
> 243-4 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 3 – 4 bulan sekali (sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman)
 Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA :
 
  • Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln, Dosis 3-4 tutup/ pohon
  • Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPERNASA 1 – 2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.Tambahan:
Untuk tanaman yang sudah produksi atau berbuah gunakan POWER NUTRITION untuk meningkatkan pembuahan. pupuk organik POWER NUTRITION adalah pupuk yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan agar lebih optimal, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. POWER NUTRITION dibuat dari berbagai bahan organik alami yang diproses secara khusus dengan kandungan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi buah.
Cara pemakaian adalah : 3 sendok makan POWER NUTRITION dilarutkan ke dalam air sekitar 5 lt sampai dengan 10 lt di campurkan 1/2 tutup AERO 810 untuk membantu peresapan nutrisi pada akar. Selanjutnya siramkan di sekeliling perakaran tanaman. Lakukan pemupukan ini setiap 3 bulan sekali untuk hasil optimal.
E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 – 10 cc / liter.
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Kutu – kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococciNatural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
e. Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.
f. Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
g. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.
h. Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO + HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
F. PEMANGKASAN
  • Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
  • Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.
  • Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
  • Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.
  • Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.
G. PANEN
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 – 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.
H. PENGELOLAAN HASIL
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.