BUDIDAYA SENGON/ALBASIA
Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk
famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki
beberapa nama daerah seperti berikut :
Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon
laut, atau sengon sabrang (jawa).
Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui
(Tidore)
Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon
adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan
diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak
berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak
mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV – V.
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti
kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api,
pulp, kertas dan lain-lainnya.
Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun
daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda
dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau
pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen
dan karbon dioksida dari udara bebas.
Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam
tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol
kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh
karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.
Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak
pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah
satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di
sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.
Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar
0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum
bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan
yang dibantu oleh angin atau serangga.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar
6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai
kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan
berlilin.
B. HABITAT SENGON
B. HABITAT SENGON
1. Tanah
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
2. Iklim
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
2. Curah Hujan
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap
tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman
sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
Keragaman Penggunaan dan Manfaat Kayu sengon. Pohon sengon
merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat
dimanfaatkan untuk beragam keperluan.
3. Daun
Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut.
Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut.
4. Perakaran
Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.
Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.
5. Kayu
Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll.
Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll.
C. PEMBIBITAN SENGON
a) Benih
Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji
sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah
benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik
yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama
ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut :
§
Kulit bersih berwarna coklat tua
§
Ukuran benih maksimum
§
Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
§
Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya
tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan
makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup
besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
b) Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :
Keterangan :
§
Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar=
100 m)
§
Jarak tanam 3 x 2 meter
§
Satu lubang satu benih sengon
§
Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
§
Daya tumbuh 60 %
§
Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir.
Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara
matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas
satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira
92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.
d) Pemilihan Lokasi Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan
dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan
memilih tempat persemaian sebagai berikut :
§
Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat
kemiringan maksimum 5%
§
Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah
diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat
persawahan).
§
Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak
mengandunh tanah liat.
§
Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna
menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun
persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai,
antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana
produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup
diandalkan.
Langkah-Langkah Penyemaian Benih Sengon
Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:
Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:
a) Penaburan
Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan
adalah sebagai berikut :
§
Benih
§
Bedeng tabur/bedeng kecambah
§
Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
§
Peralatan penyiraman
§
Tersedianya air yang cukupdan sebagainya.
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu
dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan
75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10
cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari
timbulnya penyakit pada kecambah.
Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih mendapat
perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah
yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk
menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat
sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan
kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih agar
pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari maka
kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.
D. PENYAPIHAN BIBIT
Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :
§
Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi
kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.
§
Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan
pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
§
Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam
kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap
kantong diberi satu batang kecambah.
§
Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah
para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar tidak langsung
tersengat terik matahari.
§
Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit
layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif.
Untuk pemeliharaan, semprotkan POC NASA secara teratur
setidaknya seminggu sekali untuk meningkatkan kualitas bibit tanaman sengon.
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :
E. PENYIRAMAN
Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
F. PEMUPUKAN
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan “gir”. Adapun pembuatan larutan “gir” adalah sebagai berikut :
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan “gir”. Adapun pembuatan larutan “gir” adalah sebagai berikut :
§
Siapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang.
§
Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian.
§
Tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata.
§
Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.
Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6
bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap dipindahkan ke kebun.
G. PENYULAMAN
Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
H. PENYIANGAN
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
I. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.
Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.
Untuk mengatasi serangan cendawan atau jamur pada tanaman bibit
sengon bisa diantisipasi pada saat awal pembenihan. Caranya dengan menggunakan GLIO. GLIO merupakan produk pengendali hama &
penyakit tanaman dari PT. Natural Nusantara.
Natural GLIO mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi
penyakit tanaman, mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali dengan
kolonisasi tanah oleh Natural GLIO, mampu melindungi perkecambahan biji dan akar-akar tanaman dari
sumber infeksi penyakit, aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan, selaras
dengan keseimbangan alam, mudah dan murah.
Natural GLIO bersifat Hiperparasit terhadap pathogen
penyakit tanaman, sehingga terjadi persaingan tempat hidup dan nutrisi. Natural GLIO mengeluarkan zat antibiotik yaitu Gliovirin
dan Viridin yang akan mematikan pathogen penyebab penyakit tanaman dan Natural GLIO ini akan berkembang terus mengkolonisasi
melindungi tanaman dari gangguan pathogen.
Petunjuk Aplikasi :
§
1 bungkus GLIO dicampur pupuk kandang/kompos 25-50 kg,
diamkan kurang lebih 1 minggu dalam kondisi lembab, baru kemudian digunakan
sebagai pupuk dasar.
§
Untuk tanaman yang sudah terinfeksi penyakit, jika terjadi gejala
serangan pathogen, maka 1 bungkusGLIO dicampur pupuk kandang matang atau kompos 2-3
kg lalu diamkan kurang lebih 1 minggu baru digunakan. Dosis 2-3 sendok makan
pada tanaman terserang.
1. Seleksi bibit
Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.
Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.
2. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak
belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak
mengganggu ruang tumbuh tanaman.
Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah
dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
3. Penanaman
Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
§
Pembuatan dan pemasangan ajir tanam : Ajir dapat dibuat dari bahan
bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan
ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan
demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang
digunakan.
§
Pembuatan lobang tanam. Lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30
x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.
§
Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu
pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara
di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan
sementara ke tempat penanaman.
§
Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan
secara hati – hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang
tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.
4. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :
§
Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan
tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah
tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama
(sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak
tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai
pemeliharaan yang intensif.
§
Penyiangan. Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk
membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma
yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam
menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan
penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang
biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya,
sekaligus untuk memutus daur hidupnya. Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun
permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau
terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada
waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
§
Pendangiran. Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar
tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi
pertumbuhan tanman.
§
Pemangkasan. Melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna
(tergantung dari tujuan penanaman).
§
Penjarangan. Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh
yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan
pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar
25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman
yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua
sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam
setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur.
Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem
“untu walang” (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada
tiap barisan dan lajur penanaman.
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu
selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis
kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan,
pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa
kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman
yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan
dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.
Botani
Sengon
Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa).
Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)
Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk
0 comments:
Post a Comment